Wednesday, 23 October 2013

Pacaran menurut Perspektif Buddhis

Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhasa  
Pacaran menurut Perspektif Buddhis  
Oleh: Y.M. Bhikkhu Khemanando Thera

Pendahuluan

Menyikapi fenomena pacaran di jaman sekarang ini memang bisa membuat kita terpana, gimana tidak, dari kemajuan dan terus menerusnya perkembangan dunia yang makin maju ini tidak terasa meracuni hati dan perilaku manusia yang seharusnya bisa dihindari atau minimal bisa mengurangi kadar racun yang tercampur dalam darah keimanan kita. Khususnya dalam hal ini pacaran, meragukan banget kalau para remaja-remaja muda ini menilai atau mendefinisikan pacaran sebagai tali silahturahmi keluarga untuk mengenal dan saling memahami satu sama lain untuk kelancaran hubungan yang berakhir dengan pernikahan, tapi banyak survey membuktikan bahwa hubungan diera modern ini hanya memprioritaskan nafsu bukan mengutamakan the best relationship.
Dari sudut pandang buddhis sendiri jika kita menginginkan sahabat yang baik dan bisa mendukung kita dalam mengatasi krisis relationship maka kita harus memilih pasangan itu dengan hati yang benar-benar tulus. Menurut referensi dari Sigalovada Sutta dijelaskan ada empat jenis sahabat yang perlu diahami dengan jelas, antara lain:

  •     Penolong
  •     Sahabat diwaktu senang dan susah
  •     Sahabat yang memberi nasihat baik
  •     Sahabat yang simpati

Atas empat dasar sahabat yang menolong harus dipandang sebagai sahabat yang berhati tulus, yaitu:

  •     Ia menjaga dirimu sewaktu kamu udah tidak siap
  •     Ia menjaga milikmu ketika engkau lengah
  •     Ia menjadi pelindungmu ketika engkau sedang ketakutan.
  •     Jika engkau melakukan tugas, ia memberikan bekal dua kali lipat dari yang kamu perlukan.

Atas empat dasar sahabat diwaktu senang dan susah yang harus dipandang sebagai sahabat yang berhati tulus, yaitu:
  •     Ia menceritakan rahasia-rahasia kepadamu
  •     Ia tidak menceritakan rahasia itu kepada orang lain
  •     Didalam kesusahan ia tidak akan meninggalkanmu
  •     Untuk membela dirimu, ia bersedia mengorbankan nyawanya.

Atas empat dasar sahabat yang menasihatkan apa yang engkau lakukan sebagai yang brehati tulus, yaitu:
  •     Ia mencegah engkau berbuat salah
  •     Ia menganjurkan engkau untuk berbuat yang benar
  •     Ia memberitahukan apa yang belum pernah engkau dengar
  •     Ia tunjukkan padamu jalan ke surga.

Atas empat dasar sahabat yang bersimpati harus dipandang berhati tulus, yaitu:

1.       Ia tidak merasa senang atas kesusahanmu

2.       Ia merasa senang akan kesuksesanmu

3.       Ia cegah orang lain bicara jelek tentang dirimu

4.       Ia sanjung setiap orang yang memuji dirimu.

Sebenarnya boleh gak sich pacaran itu?



Kalau dilihat dari perkembangan budaya dan keanekaragaman pergaulan kayaknya nggak mungkin kalau pacaran itu dibumi hanguskan, jadi menurut pandangan saya boleh2 saja tapi bagaimana kita menyikapi hal tersebut hingga tidak terjebak dalam kemaksiatan. Nah beberapa pengetahuan dari saya ada beberapa hal disini akan membantu pencerahan, bagaimana pacaran yang nyaman, dan sehat itu?, ada beberapa tips yang akan kita bahas…., OK mari kita bahas.

Sebelumnya saya pernah membaca di salah satu buku dan membuat saya penasaran untuk saya baca dan setelah saya pahami ternyata memang nyaman buat menjalin hubungan dan tidak hanya untuk pacaran saja melainkan juga untuk relationship yang lain,  teknik ini disebut SMART, nah apa itu SMART…?
Spesifik yang artinya khusus, tertentu atau hanya itu saja. Disini kita mencoba bermain pikiran dan niat sebelum terjadinya hubungan itu, anda pacaran niatnya apa sich? Keperluannya apa sich? Atau pengennya menghasilkan apa dari yang pacaran itu, pasti beda donk definisi atau niat pacaran antar manusia satu dengan yang lain....., nah langkah awal ini harus jelas dan ga boleh menyimpang, bahaya! Misalnya mungkin pacaran itu hanya mencari sebuah status gender atau pengen dilihat bawa gandengan. Seperti yang saya bilang di atas, saya ragu kalau niat pacaran sekarang itu untuk want to know for married,…Intinya kalau sekedar iseng atau coba-coba mending tidak melakukan… kasihan, mereka juga punya perasaan…. Nah setelah niat awal udah jelas baru deh melangkah ke jalan berikutnya…

Measureable atau terukur. Nah hal ini perlu diperhatikan setelah menjalani proses PDKT alias pendekatan awal lanjutan setelah jalan atau jadian…, terukur disini maksudnya apakah semua yang anda rencanakan udah terukur sampai batas mana anda mengenal dan memahami pasangan anda, pasti ada tingkatannya, masa setahun jalan belum tau apa-apa tentang pasangan anda kan ngak mungkin, seperti halnya kebaktian ke viahara kian hari harusnya kian khusyuk jangan malah ditinggalin…, Intinya hubungan anda ini kayaknya bisa dilanjutkan atau tidak? Atau malah bikin runyam kegiatan anda?

Selanjutnya Achievable atau jelasnya dapat tercapai hal ini tidak jauh dari tahap terukur di atas cuman kalau pacaran tadi tidak menghasilkan hal-hal positif dan memacu anda untuk berbuat baik dan jauh dari maksiat kenapa pacaran itu dilakukan? Betul ga?

Reasonable alias layak, pantas dan masuk akal. Apa sich yang membuat pacaran itu pantas, layak dan masuk akal? Tentu ada alasannya, misalnya gini jika anda benar-benar pacaran itu untuk nikah tunjukin donk pada orang-orang kalau anda itu pacaran jelas dan tidak neko-neko atau sekedar menjalankan proyek buaya (playboy/playgirl) nah ini harus jelas apalagi kejelasan keluarga atau modal juga harus dipikirin, selain itu juga harus memperhatikan manajemen pacaran yang benar-benar bisa memberikan kontribusi yang baik bagi kita dan pasangan kita…

Finally, Time, bahasa Indonesianya waktu, jelas tau semua donk, target pencapaian, klimaks…, kapan memulai, kapan klimaks dan kapan mengakhirinya. Ini semua harus jelas, jadi kalau anda sekalian hanya diberi iming-iming jangan mau,mending minta kejelasan dari pada berabe, bubar semua malah kacau. Seperti halnya pekerjaan redaksi semua ada tahapannya dari mulai rapat redaksi, bagi tugas liputan, penulisan, editing, layout hingga jadwal cetak dan sampai ke tangan pembaca semua harus rapi semua itu harus jelas urutannya. Intinya jikalau mertua sudah bilang, “Kapan mau nikahin anak saya?”,jangan sampai anda menjawabnya, “ Masih lama pak, belum mapan segala sesuatunya, yach main-main dulu aja lah pak, santai”, waduh bisa-bisa rumah kamu dibakar tuh ama mertua, gila udah berlama-lama pacaran ternyata masih ga jelas juga, belum siap kok nekat??

KESIMPULAN

Untuk menjalin sebuah hubungan yang baik atau dalam bahasa kerennya disebut pacaran ini kita memang betul-betul dituntut untuk bisa menentukan seorang sahabat yang bisa memahami kita including orang tua kita. Sahabat tersebut harus bisa menjadi penolong, sahabat pada waktu senang dan susah, sahabat yang memberikan apa yang engkau butuhkan dan ia menggetar simpati untuk dirimu. Empat jenis sahabat ini ia harus menyediakan dirinya bagaikan seorang ibu terhadap anak kandungnya sendiri.

Nah…, gitu dech sekilas dari apa yang bisa saya sampaikan dan semoga tips di atas bisa anda diterapkan dalam menjalin sebuah hubungan yang baik. Ehmm, ingat ini semua masih dalam porsi latihan manajemen berpacaran, meski melati kita untuk menghindari dari hal-hal yang tidak bak namun jika dalam hubungan tersebut melanggar batasan-batasan yang ditetapkan agama maka tetap saja diberi label Akusala Kayakamma alias kamma buruk yang melalui perbuatan”.


 Diambil dari buku Problem dan cara untuk Mengatasinya (2009)


1 comments:

Bingung mau ngapain? mendingan main games online bareng aku?
cuman DP 20rbu aja kamu bisa dapatkan puluhan juta rupiah lohh?
kamu bisa dapatkan promo promo yang lagi Hitzz
yuu buruan segera daftarkan diri kamu
Hanya di dewalotto
Link alternatif :
dewa-lotto.name
dewa-lotto.com

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More