Diambil dari Buku Y.M Bhikkhu Khemanando-Fenomena Buddha Dhamma (2010).
Kata Paritta tidak asing lagi bagi kita umat Buddha, yang selalu kita ucapkan setiap kebaktian bahkan ketika kita di rumah atau dikantor dan dimana saja. Mudah bagi kita untuk menghafalkan Paritta tetapi dalam kontek ini bahwa Paritta sesungguhnya harus dimengerti dan diterapkan dalam arti yang sebenarnya. Kata Paritta dalam bahasa Pali atau Pirit, secara literal berarti “penuh perlindungan”. Buddha dalam berbagai kesempatan dengan bahasa pali yang suci merangkai Paritta atau Pirit, pastilah terdapat salah pengertian yang menyamakan Paritta sebagai tuah yang misterius atau mantra, tetapi sebenarnya terdapat penganjuran asli yang etis dan mengandung nilai filosopis dari ajaran Buddha, yang berkaitan dengan aspek-aspek Dhamma. Paritta yang dibacakan oleh Sangha atau umat, secara individu atau bersama-sama, untuk memperoleh berkat dari Triratana bagi diri mereka sendiri maupun bagi orang lain, baik disaat kesusahan maupun disaat bahagia.
Ketika Paritta diucapkan untuk menjauhkan dari kondisi yang jahat, penderitaan, ketidakberuntungan, ketakutan, kekhawatiran, penyakit, gangguan mental, untuk kesejahteraan, kesehatan, kekayaan, kesuksesan, umur panjang, kebahagiaan fisik dan mental, dan keyakinan (saddha), pemusatan pikiran (sati), itikad baik, kedamaian pikiran, keseimbangan pikiran, penerangan mental, kelembutan, adaptasi, pembenaran cara berpikir dan berkat yang lain, sebagai suatu kedisiplinan bhikkhu membaca Paritta dipagi hari dan malam hari di suatu vihara. Jika ada yang sakit dan dalam upacara secara umum mereka diundang untuk mem bacakan Paritta secara individu maupun berkelompok. Karena keinginan yang baik dan hidup selibat maka Paritta yang diucapkan oleh sangha atau para bhikkhu sangatlah berpengaruh. Seperti tradisi di Thailand sendiri, setiap ada aktivitas di dalam masyarakat Thailand seperti menanam padi, panen padi, membuka rumah baru, dll, mereka mengundang para bhikkhu untuk membacakan paritta (nimon). Dalam penjabaran Paritta, Karaniya Metta Sutta adalah yang paling berpengaruh dan paling kuat. Menurut kronologisnya, ketika ada seorang bhikkhu yang meditasi di hutan namun diganggu oleh makhluk jahat yang menghuni pohon-pohon, lalu Buddha memberikan sutta ini kepada bhikkhu tersebut serta dinasehati untuk memancarkan cinta kasihnya kepada seluruh makhluk hidup tanpa pengecualian. Setelah para bhikkhu melaksanakannya, tidak berapa lama kemudian, mereka berhasil melaksanakan meditasi dengan baik. Mengacu pada kekuatan Metta, makhluk yang tak terlihat oleh kasat mata kita, telah terbukti tidak menyakiti mereka. Metta atau cinta kasih memiliki kekuatan magnetis yang tidak terbatas jaraknya dan tidak memiliki hambatan. Jarak bukanlah penghalang untuk melaksanakan metta. Dengan kekuatan metta dari Buddha, pangeran Rahula yang saat itu baru berumur 7 tahun ketika melihat Buddha untuk pertama kalinya dengan seketika berujar : “O’, pertapa bayanganmu menyenangkan bagiku”. Rajamalla, yang tidak berkeyakinan terlalu besar pada Buddha, menjadi tertarik dengan kehadiranNya, dengan kekuatan Metta yang dimilikiNya. Gajah Nalagiri yang berlari menuju pada Buddha untuk menyerangnya, ditaklukan oleh Buddha sendiri dengan kekuatan Metta yang dimilikinya, juga Angulimala yang menakutkan kemudian menjadi Arahat. Dengan hati penuh welas asih Buddha menaklukannya ketika seorang Angulimala ingin membunuh ibunya sendiri. Suatu hari seorang boddhisatta harus melalui hutan menemunya, memberikan segenggam pasir dan benang, membacakan paritta dan memberikan kepadanya untuk melindunginya dari semua bahaya, semua roh jahat mengikutinya tapi tidak menyakitiinya. Boddhisatta tersebut pergi ke tempat istirahat dan menaburi sekeliling dengan benang paritta. Bagi roh jahat, benang itu terlihat seperti lingkaran api dan boddhisatta selamat dari bahaya.
Ratana Sutta (berkah Mustika) adalah Paritta yang diberikan oleh Buddha untuk perlindungan dari pengaruh buruk roh jahat dan untuk mencegah penyakit dan ketidakberuntungan. Pada setiap akhir bait dalam Paritta muncul pernyataan kebenaran berikut: Etene saccena suvatthi hoti sabbada. (semoga dengan kekuatan kebenaran ini semoga hadir kedamaian bersama kami). Paritta Angulimala adalah contoh dari pernyataan kebenaran yang luar biasa. Y.M. Angulimala yang bertanggung jawab atas banyak pembunuhan sebelum ia menjadi seorang bhikkhu. Pada saat beliau sedang berkeliling, melihat seorang ibu yang mengalami kesulitan dalam melahirkan. Tergerak oleh rasa kasih sayang, melaporkan hal ini kepada Buddha, yang melaporkan Angulimala Paritta sebagai berikut : “semenjak kelahiranku sebagai ariya, aku tidak pernah dengan sengaja menghancurkan kehidupan makhluk hidup. Dengan kekuatan kebenaran ini semoga engkau menjadi selamat dan anakmu juga”. Dengan Paritta itu dia menemui ibu yang menderita dan duduk dibalik kain pembatas, lalu membacakan Paritta itu. Dengan segera ia melahirkan dengan mudah. Pengaruh dari paritta ini masih ada hingga sekarang. Biasanya di negara-negara buddhis khususnya Thailand, Paritta ini dibacakan oleh sangha untuk ibu yang sedang hamil, atau diuncarkan oleh keluarga yang sedang hamil. Bahkan bayi yang posisinya sungsang dalam rahim/kandungan, kadangkala membenarkan posisinya berkat kekuatan paritta ini. Sebuah pikiran yang tak terlihat dapat menyelamatkan atau menghancurkan dunia. “Apa yang dapat dibuat oleh pikiran, pikiran dapat pula tidak menjadikan”.
Paritta memiliki arti perlindungan. Semuanya digunakan untuk menjelaskan sutta-sutta (khotbah-khotbah) tertentu yang dijelaskan oleh Buddha Gotama. Sutta-sutta ini ada sebagian yang memang dianggap mampu memberikan perlindungan dari pengaruh-pengaruh yang membahayakan. Namun, semuanya sesungguhnya kembali kepada seberapa besar kekuatan keyakinan (Saddha) yang kita miliki ketika sedang baca Paritta tersebut. Menjadi seorang umat buddha memang tidak ada keharusan untuk dapat membaca Paritta dengan baik, benar, serta hafal diluar kepala, tetapi tidak berarti pula pembacaan Paritta tidak ada manfaatnya dan hanya sekedar pelaksanaan ritual saja. Adapun manfaat pembacaan paritta antara lain:
- Kita membaca dan mengucapkan sesuatu yang baik, dengan demikian kita telah melakukan kamma baik setidaknya melalui pikiran dan ucapan (untuk itu penting bagi seseorang yang membaca dan memahami makna paritta dari terjemahannya).
- Membaca Paritta berarti kita berupaya untuk memahami apa yang sebelumnya kurang kita pahami.
- Membaca Paritta berarti mengulang khotbah-khotbah Buddha Gautama (walaupun tidak semua paritta berasal dari khotbah Buddha), dengan demikian kita telah melestarikan kelangsungan ajaran Buddha.
Tetapi menurut Milinda Panha, ada tiga alasan dimana Paritta tidak bekerja:
- Halangan karena kamma masa lalu.
- Halangan karena kekotoran batin masa kini, dan
- Halangan karena kurangnya keyakinan.
Paritta yang merupakan perlindungan bagi semua makhluk akan kehilangan kekuatannya karena cacat mereka sendiri.
Kesimpulan
Paritta merupakan syair suci yang telah dibabarkan oleh Buddha dan para Ariya Punggala lainnya, merupakan syair perlindungan bagi mereka yang mempunyai keyakinan pada saat membaca dan memahaminya. Dengan demikian, bahwa dengan membaca Paritta bisa menciptakan suatu kondisi yang damai didalam hati si pembaca. Berbahagialah kita yang selalu membaca Paritta.
“Cinta adalah simbol dari penyatuan perbedaan… ketika orang benar-benar mengenal cinta maka disana tidak ada kata perbedaan. Rangkullah perbedaan dengan cinta yang kita miliki. Biarlah perbedaan ada dimata orang yang tidak memiliki cinta tetapi kita yang mempunyai cinta lenyapkanlah perbedaan dimata kita. Dan kita selalu berharap mereka, yang tidak memiliki cinta, bisa berubah untuk menumbuhkembangkan cinta” Y.M. Bhikkhu Kemanando
¸.•♥•.¸♪♫•*¨*•.¸¸❤¸¸.•*¨*•♫♪♪♫•*¨*•.¸¸❤¸¸.•*¨*•♫♪♪♫¸.•♥•.¸¸.•♥•.¸♪♫•*¨¸.•♥•.¸♪♫•*¨*•.¸¸❤¸¸.•*¨*•♫♪♪♫•*¨*•.¸¸❤¸¸.•*¨*•
Profile Bhikkhu Khemanando
INFO KEGIATAN ITBC
>> Profile ITBC <<
¸.•♥•.¸♪♫•*¨*•.¸¸❤¸¸.•*¨*•♫♪♪♫•*¨*•.¸¸❤¸¸.•*¨*•♫♪♪♫¸.•♥•.¸¸.•♥•.¸♪♫•*¨¸.•♥•.¸♪♫•*¨*•.¸¸❤¸¸.•*¨*•♫♪♪♫•*¨*•.¸¸❤¸¸.•*¨*•
Profile Bhikkhu Khemanando
INFO KEGIATAN ITBC
>> Profile ITBC <<
¸.•♥•.¸♪♫•*¨*•.¸¸❤¸¸.•*¨*•♫♪♪♫•*¨*•.¸¸❤¸¸.•*¨*•♫♪♪♫¸.•♥•.¸¸.•♥•.¸♪♫•*¨¸.•♥•.¸♪♫•*¨*•.¸¸❤¸¸.•*¨*•♫♪♪♫•*¨*•.¸¸❤¸¸.•*¨*•
0 comments:
Post a Comment