Dhamma itu Indah pada awalnya, Indah pada Tengahnya, dan Indah pada Akhirnya...

Monday, 31 October 2011

Perayaan Kathina Nasional di Medan Dihadiri Tiga Ribu Umat

Perayaan Kathina Nasional di Medan Dihadiri Tiga Ribu Umat

(Analisa/istimewa) Suasana perayaan Kathina Nasional yang dihadiri lebih dari tiga ribu diselenggarakan oleh Majelis Buddhayana Indonesia pada Minggu, (30/10) di Medan.
Medan, (Analisa). Lebih dari tiga ribu umat dari berbagai daerah hadir dalam Perayaan Kathina yang diselenggarakan oleh Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) pada Minggu, (30/10).
Ketua Umum Pengurus Pusat MBI UP.Sudhamek AWS SE,SH yang menyatakan bersuka cita atas pelaksanaan Kathina di Kota Medan serta diharapkan perayaan ini dapat dimaknai sebagai ladang kebajikan dan sarana pemersatu dengan mengembangkan rasa kekeluargaan yang penuh cinta kasih, sehingga terbina keharmonisan dalam kehidupan sosial masyarakat serta menjadi dasar ketahanan bangsa dan negara.
Publish Post


Ketua Panitia Upa. Riady Armin Hutama, ST menjelaskan bahwa MBI Sumut mendapat amanat Ketua Umum Sagin pada Musyawarah Kerja Nasional yang berlangsung pada 23 - 24 April lalu sebagai tuan rumah sekaligus Panitia Penyelenggara Perayaan Kathina dalam skala Nasional untuk kali pertama dilaksanakan di Kota Medan.

"Kami berterima kasih atas dukungan dari berbagai pihak yang menyukseskan kegiatan ini serta sambutan yang luar biasa dari umat Buddha. Kami meyakini membludaknya umat yang hadir tentunya ada yang tidak terlayani dengan baik untuk itu panitia berharap umat dapat memakluminya, " katanya.

Turut memberikan sambutan Pembimas Buddha Kanwil Depag Sumut, Ketut Supardi SAg, MSi.

Kehadiran sekitar 33 bhikkhu dari Sangha Agung Indonesia (Sagin) dalam satu seremonial Kathina adalah merupakan momen yang dinanti-nantikan sehingga umat Buddha yang hadir membludak. Di mana acara ini dihadiri oleh Mahathera Nyanasuryanadi (Ketua Umum Sagin), Mahasthavira Nyanamaitri (Maha Adhikari Sagin), Mahathera Aryakusalo (Nayaka Sangha Theravada Sagin) dan Mahathera Nyanakaruno (Ketua Wilayah I Sagin) serta bhikkhu lainnya.

Ketua MBI Sumut, Upa. Ir. Ony Hindra Kusuma menjelaskan bahwa Perayaan Kathina kali ini merupakan momen kebersamaan dalam melakukan kebajikan di ladang subur.

Beberapa Pengurus Pusat MBI berkesempatan menghadiri kegiatan ini mendampingi Ketua Umum Pengurus Pusat MBI UP.Sudhamek AWS SE,SH yakni MU. Phoa Krisna Putra dan UP.Tony Sasana Surya Dewan Pengawas PP MBI, Wakil Ketum UP.Amin Utario ST, Sekjen UP.Ir . Budiman MSIE dan Wasekjen Dady Pasamsa SAg beserta Pimpinan MBI dari berbagai daerah se Indonesia.

Persembahan Dana

Acara puncak berupa persembahan dana Kathina berupa 4 kebutuhan pokok kepada Sangha yang diawali oleh pimpinan pusat dan daerah, para sesepuh, pandita, badan otonom, Pembimas Buddha, anggota legislatif beserta tokoh masyarakat lainnya antara lain Ketua Walubi Medan Ir. Sutopo, Wakil Ketua Komisi A DPRDSU Sonny Firdaus SH, anggota DPRD Sumut Brillian Mokhtar, Anggota DPRD Lily Tan, Ketua Komisi E , Anggota DPRD Medan Hasyim, SE, Ketua Badan Kehormatan DPRD Kota Medan Janlie, SE dan Ketua REI Sumut Tomi Wistan.

Dilanjutkan dengan persembahan oleh seluruh umat yang hadir sebagai momen bakti kepada Sangha yang merupakan persaudaraan suci bhikkhu / bhikkhuni. Bagi umat Buddha, sangha merupakan lapangan untuk menanam jasa yang tiada taranya di alam semesta ini. pewaris dan pengamal Buddha Dharma yang patut dihormati. Setelah persembahan dilakukan oleh umat, bikkhu sangha memberikan gelang yang telah diberkahi kepada setiap umat Buddha.

Acara ditutup dengan pelimpahan jasa serta pemercikan air suci sebagai pelambang berkah dari anggota Sangha kepada umat yang hadir. Serta di akhiri dengan doa bersama yang dipimpin oleh anggota sangha dengan harapan hasil kebajikan bersama tersebut dapat membuahkan kamma bajik serta melimpahkan kebahagiaan serta keselamatan bagi semua mahkluk. (rrs/rel)

sumber : http://www.analisadaily.com/news/read/2011/11/01/19720/perayaan_kathina_nasional_di_medan_dihadiri_tiga_ribu_umat/#.Tq9XlXKE1mR

Saturday, 29 October 2011

DIAM


Diam

Latihan meditasi mengajarkan kita untuk duduk diam, untuk hening, untuk tidak melakukan apa pun. Karena terkadang dalam kehidupan, saat kita seharusnya duduk diam tanpa berbuat apa-apa, kita sering gagal dan begitu gatalnya sehingga melakukan sesuatu yang akhirnya kita sesali. Tak heran filsuf Prancis, Blaise Pascal, pernah menyatakan bahwa masalah-masalah yang terjadi di dunia ini adalah karena manusia tidak pernah belajar untuk duduk diam.

Seperti juga yang terjadi ketika kita mencela dan menghakimi seseorang: Mengapa repot-repot mencela dan menghakimi? Bukankah setiap perbuatan adalah tanggungjawab kita sendiri dan kita tidak harus bertanggungjawab terhadap perbuatan orang lain?
Daripada membuang-buang tenaga untuk mencela dan menghakimi, menuding ke sana ke mari, mengapa tidak duduk diam dalam hening, mengamati nafas dan kesejatian kita, untuk memupuk kebajikan dan kebijaksanaan dalam diri sehingga pad suatu hari kita dapat membagi-bagikan buahnya kepada dunia?

Diambil dari buku Chuang- "SENYUM DONG" DUNIA BELUM KIAMAT(2009).

Tuesday, 25 October 2011

BELAJAR


BELAJAR

Salah satu hal yang paling menyenangkan dalam soal belajar sesuatu yang baru adalah, untuk dapat belajar dengan baik, kita justru harus mengosongkan pikiran kita dari segala pengetahuan yang kita ketahui sebelumnya. Persis seperti kisah Zen mengenai cangkir teh. Apakah Anda sudah pernah mendengar atau membaca kisah tersebut? Kalau belum, saya anjurkan Anda menghubungi toko buku terdekat.

Seperti kisah Zen tersebut, bagaimana mungkin cangkir yang sudah penuh dapat diisi lagi dengan the jika tidak dikosongkan terlebih dahulu? Bagaimana mungkin pengetahuan yang baru dapat masuk ke dalam otak kita jika pikiran kita penuh oleh pelbagai pengetahuan dan pra-anggapan yang kita peroleh pada masa lalu?

Disini, tampak jelas sekali untuk dapat belajar dengan baik, kita sebagai siswa dituntut untuk mampu bersikap rendah hati, untuk bersikap sebagai orang bodoh. Karena itu, saya ingat bahwa di film-film kungfu sering terlihat bagaimana seorang guru memberi tugas-tugas yang remeh temeh (seperti misalnya mengepel lantai, menimba air, memotong kayu) untuk menaklukan kesombongan seorang siswa yang bangga hati, sebelum ia diperbolehkan belajar kungfu.

Selain soal kerendahan hati, ada satu paradoks lagi mengenai belajar: makin kita banyak belajar, makin kita banyak mengetahui. Dan mengetahui disini termasuk juga mengetahui bahwa makin banyak yang tidak kita ketahui. Ini seperti rantai aksi reaksi. Ada aksi menimbulkan reaksi. Ada pengetahuan menimbulkan ketidaktahuan. Makin banyak aksi, makin banyak reaksi. Makin banyak pengetahuan, makin banyaklah ketidaktahuan kita.

Dalam hubugannya dengan ini, tidak heran jika ada ungkapan bahwa berbahagialah orang yang tidak mengetahui apa pun. Karena orang seperti itu tidak harus terkena kutukan mengetahui bahwa dia tidak mengetahui.

Sebab itulah, Buddha dalam perumpamaan mengenai daun simsapa mengatakan bahwa pengetahuan yang Beliau ajarkan itu ibarat hanya segenggam daun simsapa di tangan-Nya bila dibandingkan dengan pengetahuan yang tidak Beliau ajarkan. Karena bukan saja pengetahuan yang tidak diajarkan itu tidak berguna untuk mencapai pencerahan, melainkan juga bahwa terlalu banyak mengetahui segala sesuatu hal justru akan menyesatkan kita ke arah tidak mengetahui apa pun.

Begitulah, untuk dapat belajar dengan baik, kita harus pertama-tama bersedia berendah hati dengan mElupakan segala hal yang kita ketahui sebelum ini, segala hal yang menjadikan kita dikenal sebagai si tahu atau si cerdas. Dengan kata lain, proses belajar itu menyenangkan karena secara tidak langsung ia memaksa kita untuk bersikap rendah hati. Dan bukankah memiliki kerendahan hati itu ibaratnya memiliki permata yang tiada taranya?


Diambil dari buku Chuang “SENYUM DONG!, Dunia Belum Kiamat Lho”
Seri Dharma Putra Indonesia 2, Penerbit Ehipassiko Foundation, 2009.

Thursday, 20 October 2011

Vihara Dharma Aura



SEJARAH SINGKAT VIHARA DHARMA AURA

Bermula dari seorang tokoh Agama Buddha yang cukup dikenal di Sumut, khususnya di Medan yaitu Alm. Romo Pandita Dharma Loka (Ang Bok Luan). Beliau memulai pengabdiannya sejak tahun 1975.

Pada awalnya, Beliau bersama Bhante Jinnadhammo Maha Thera mengunjungi daerah-daerah seperti Deli Tua, Pantai Cermin, Pancur Batu, Sibolga, Padang Sidempuan, Rantau Prapat, Bagan Siapi-api, Selapian, Tanjung Ledong untuk “memperkenalkan” dan mengembangkan Ajaran Buddha. Tak lama kemudian beliau menggabungkan diri dengan MBI TK-I yang pada saat itu berkedudukan di Vihara Borobudur. Beliau memimpin seksi Keviharaan.

Sebagai seorang pandita Lokapalasraya, Beliau mengatur jadwal kunjungannya ke daerah-daerah untuk memberikan khotbah dan mengajarkan pembacaan Sutra.

Kemudian sekitar Tahun 1996-2006 Beliau berkonsentrasi di Cetiya Khanti Paramitha di Sunggal (cetiya ini adalah rumah sederhana yang dipinjamkan umat) untuk melatih Liam Keng untuk kegiatan sehari-hari dan di upacara Avamangala. Semakin hari umat yang semakin banyak sehingga kapasitas cetiya tidak cukup lagi. Sejak itulah Beliau dan murid-muridnya bercita-cita mendirikan sebuah vihara di Sunggal yang sekarang di kenal dengan Vihara Dharma Aura.

Usaha inipun dimulai dengan mempersiapkan sebidang tanah dengan luas 440 m2. Tak lama Beliau jatuh sakit dan wafat pada 17 Februari 2009. Atas jasanya terhadap perkembangan Agama Buddha , pemerintah melalui Direktorat Jendral Hindu Buddha pada Juni 2005 telah memberikan penghargaan kepada Beliau. Tanggal 20 Agustus 2005 , MBI memberikan penghargaan kepada Beliau atas kesetiaan dan pengabdian yang diberikan selama lebih dari 20 tahun.

Atas dasar cita-cita mulia tersebut kini Vihara Dharma Aura lantai I telah berdiri dan dalam rencana pembangunan lantai II. Banyak kegiatan positif telah dilakukan di vihara ini antara lain :

  1. Pembacaan Sutra setiap hari Uposatha dan hari-hari besar Buddhis
  2. Kebaktian Pali setiap Minggu nya
  3. Sharing Dhamma setiap minggu
  4. Sekolah Minggu Buddhis setiap hari Minggu
  5. Perayaan-perayaan Buddhis seperti Waisak, Asalha dan Sangha Dana Kathina
  6. Pindacara atau Pindapatta Masa Vassa
  7. Bakti Sosial oleh Muda-mudi
  8. Fangsen dan lain-lain

Untuk kegiatan Sekolah Minggu Buddhis di Vihara Dharma Aura adalah Sekolah Minggu Buddhis resmi dengan izin dari Depag dengan nama Sekolah Minggu Buddhis Kalyana Mitta. Jumlah siswa juga terus bertambah kian hari.

INFO KATHINA DANA 2555 TB

Ketua Panitia Kathina 2011 : Hela, ST.

Wednesday, 19 October 2011

Vihara Dharma Wijaya

KATHINA NASIONAL



UNTUK PERTAMA KALINYA PERAYAAN KATHINA NASIONAL
AKAN DIHADIRI PULUHAN ANGGOTA SANGHA DARI KOTA MEDAN & TINGKAT NASIONAL

Bhikkhu Jinadhammo Mahathera
Bhikkhu Nyanasuryanadi Mahathera
Bhikkhu Ariyakusalo Mahathera
Bhikkhu Punna Jato
Bhikkhu Khemanando
Bhikkhu Thitapanno
Bhante Pannasami
Bhikkhu Thanavaro
Bhikkhu Bhadrajagara
Bhikkhu Kheminda

PERAYAAN KATHINA NASIONAL 2555BE/2011
MINGGU/ 30 OKTOBER 2011
Pukul 13.00 Wib S/D SELESAI
LT. V YANGLIM PLAZA - MEDAN

Merupakan Kesempatan baik tulus berdana di bulan yang penuh berkah berupa 4 (empat) kebutuhan pokok para Bhikkhu yaitu : jubah, makanan, obat-obatan dan tempat tinggal.

SEGERA PESAN SEKARANG PAKET DANA KATHINA sbb :
Paket Jubah Lengkap @Rp.1.000.000,-/set
Paket Jubah + Obat Obatan @Rp.600.000
Paket Obat - Obatan @Rp.300.000
Paket Kebutuhan sehari - hari & Makanan @Rp. 100.000
Paket Dana Partisipasi @Rp.50.000

PEMESANAN PAKET HUB.
Sdra. Panir 081376726345
Sdri. Yen Yen 061- 4555586
KANTOR MBI Jl. Bambu II, Komp.Graha Niaga Blok A No.2 Medan

DAPAT DISAMPAIKAN VIA TRANSFER
BCA A/C 8000737799 AN. MAJELIS BUDDHAYANA INDONESIA
Mohon cantumkan angka 11 pada bagian akhir nominal dana
Cth : Rp. 100.011
Setelah transfer segera Konfirmasikan via SMS ke 085277309621
Nama & Jumlah dana/Keterangan paket Kathina

KET. LOKASI PEMESANAN PAKET
RM. VEGETARIAN DI KOTA MEDAN
VIHARA BUDDHAYANA KOTA MEDAN

Sabbe Satta Bhavantu sukhitatta.... sadhu3x

Mettacittena,
Sangha Agung Indonesia (SAGIN)
MBI

Saturday, 15 October 2011

Dokumentasi Perayaan Kathina ITBC Medan

Perayaan Kathina pada hari Sabtu, 15 Oktober 2011 Medan.
di ITBC Medan.
Jl. Cemara Boulevard Utara No.I Komplek Cemara Asri -
Medan 20317 Sumut.

BATISALA UTAMA daya muat umat sekitar 800 orang.


tampak sisi kanan batisala utama (umat wanita)

tampak sisi kiri batisala utama (umat pria)



Batisala depan dengan daya muat 300 orang.


tampak sisi luar sebelah kanan batisala depan.

tampak sisi kiri luar batisala depan.

Batisala depan dengan altar di dalam menggunakan proyektor.


Penyerahan Jubah kepada Sangha segera dimulai.

ini mc nya~



Penyerahan jubah kepada Bhante oleh Panitia.


Buku Y.M Bhante Khemanando siap dibagikan kepada Umat secara gratis.

Antrian umat terlihat berjejer sepanjang Batisala untuk berdana kepada Anggota Sangha.

Antrian umat tampak di pintu depan masuk Batisala utama.


Umat berdana kepada Anggota Sangha.


Umat berdana kepada Anggota Sangha.


Turut hadir Rama Rudi Hardjon Dhammarajadasa.


Buku ketiga Y.M Bhante Khemanando "Terapi Hati Menurut Buddha Dhamma"


video sekilas moment perayaan Kathina ITBC.





Sumber : happydhamma

Wednesday, 12 October 2011

Perayaan HUT I Dharma -Cakra Buddhist Centre




Medan, (Analisa). Dharma-Cakra Buddhist Centre (DCBC) yang diresmikan pada 10 Oktober 2010 lalu, merayakan ulang tahun pertamanya, Minggu (9/10), di Jalan KL Yos Sudarso Lk XIV, Kompleks Cilincing Indah Medan.
Acara dimulai pada pukul 10.00 WIB diawali dengan kebaktian sakralisasi Dharmasala baru di lantai I DCBC yang dipimpin YM Bhikku Punnajato Thera bersama 7 Bhikku dan 5 Samanera Sangha Agung Indonesia dan diikuti ratusan umat Buddha yang memadati Dhamma-Sala dan pekarangan Dharma-Cakra Buddhist Centre. Kemudian disusul dengan pesan pesan Dhamma YM Bhikku Khemanando.

Selanjutnya acara pemotongan nasi tumpeng berbentuk Stupa dan kue tart oleh para Bhikku Sangha serta penyerahan piagam penghargaan kepada para donator oleh Romo Pandita Zulkifli S Ag (Ketua Yayasan Vihara Dharma-Cakra Buddha Medan).

Semakin maju

Sementara YM.Bhikku Pannasami di depan ratusan umat-Nya mengatakan, semoga Dharma-Cakra Buddhist Centre (DCBC) ini akan semakin maju dari tahun ke tahun berikutnya dan semakin bertambah umatnya sehingga semakin banyak orang yang dapat lebih memahami dan lebih mempraktikkan Cinta - Kasih dalam kehidupan sehari harinya sesuai dengan ajaran Sang Buddha.

Acara perayaan ini juga diramaikan dengan atraksi barongsai dan grup kesenian tuna netra dari Tanjung Morawa serta kegiatan donor darah bekerja sama dengan RS Colombia Asia.

Perayaan Ultah ini juga dihadiri anggota DPRD Sumut – Brilian Moktar, Presiden Rotary Club Deli Medan Kencana Salim (Bie Bie) beserta ratusan umat Buddha dan organisasi Buddhist lainnya.

Sementara itu drg Merry Susyana selaku Ketua Panitia Perayaan Ultah mengucapkan terima kasih kepada para sukarelawan, Pengurus DCBC, Muda Mudi DCBC yang telah meluangkan waktu dan tenaganya serta para donator yang telah menyumbang dalam kegiatan ini .(rel/nai)
sumber : analisadaily.com

Perayaan Kathina Dana ITBC



Medan, (Analisa). Keluarga Besar Indonesia Theravada Buddhist Centre (ITBC) menggelar acara Perayaan Kathina Dana, Sabtu (15/10) pukul 19.00 WIB yang di pusatkan di ITBC Jalan Boulevard Utara No. 1, Cemara Asri, Medan.
Acara tersebut dihadiri Y.M. Bhikkhu Jinadhammo Mahathera dan Y.M. bhikkhu Khemanando (selaku kepala ITBC) beserta beberapa bhikkhu dan samanera lainnya.

Keluarga Besar ITBC mengundang saudara/i sedhamma untuk bersama-sama merayakan hari Kathina.

Hari Kathina merupakan hari bakti umat Buddha sebagai rasa syukur dan terima kasih kepada para bhikkhu yang telah melaksanakan masa vassa. Hari Kathina juga merupakan suatu momen yang baik dimana untuk umat Buddha melakukan perbuatan (dana) kepada Sangha. Waktu ini digunakan oleh para bhikkhu untuk mengganti jubah baru untuk menggantikan jubah lama. Biasanya dihari Kathina umat Buddha mempersembahkan empat kebutuhan pokok untuk para bhikkhu atau parikkhara yaitu. Civara (jubah). Pindapata (makanan). Senasana (tempat tinggal) dan Bhesajja (obat-obatan).

Upacara Kathina sangat penting karena disaat inilah akan terlihat kemanunggalan antara Sangha dan umat Buddha. Mereka saling asuh, asih dan asah demi solidaritas dan kelanggengan Buddhasasana (ajaran Buddha) di dunia ini.

Perayaan Kathina ini merupakan berkah termulia bagi kita semua, bahwasanya kita saat ini masih bisa melakukan perbuatan bajik ini. Dan kebaikan-kebaikan inilah yang menjadi modal utama kita untuk menentukan cita-cita luhur kita nantinya. Seperti yang pernah diucapkan oleh Sang Buddha bahwa "Berdana kepada Sangha mempunyai nilai Dhamma yang jauh lebih tinggi dibanding dengan berdana kepada seorang Bhikkhu atau bahkan kepada pribadi Buddha sendiri".

Sudah merupakan suatu kewajiban bagi umat Buddha untuk selalu melestarikan Ajaran Buddha, seperti halnya memperingati hari-hari penting di dalam Buddhasasana. Salah satu hari penting tersebut adalah hari Kathina.

Sebelumnya Keluarga Besar ITBC menggelar acara Pavarana di ITBC Jalan Boulevard Utara No. 1, Cemara Asri, Medan, Rabu (12/11).

Vassa

Sehari setelah diperingatinya hari Asalha puja sebagai hari Dhamma dan terbentuknya Sangha, para bhikkhu Sangha memasuki masa vassa atau musim hujan (rain retreat-red).

Selama vassa ini para bhikkhu Sangha tidak diperkenankan keluar vihara seperti hari-hari biasanya. Seandainya ada seorang bhikkhu yang mempunyai suatu urusan yang harus ia lakukan maka ia dapat meninggalkan tempat tinggalnya tidak lebih dari tujuh hari dan bertekad kembali pada hari tersebut.Para bhikkhu tinggal disuatu tempat dimana mereka bertekad untuk bervassa selama tiga bulan.

Pavarana

Akhir dari vassa disebut dengan pavarana. Pavarana adalah hari uposatha yang sangat spesial bagi para bhikkhu, dimana dihari tersebut para bhikkhu mengundang yang lainnya untuk memberikan nasehat kepadanya atas perbuatan-perbuatannya yang keliru.

Jumlah bhikkhu yang dibutuhkan adalah lima bhikkhu atau lebih dinamakan Sangha Pavarana. Untuk melakukan upacara ini Sangha biasanya berkumpul di ruang Uposathagara, yang biasanya digunakan untuk pembacaan patimokkhasila. (rel/yes)

sumber : analisadaily.com

Peringatan Vassa ke 42 Y.M.Bhante Jinadhammo Mahatera


Namo Buddhaya, Vihara ITBC mengundang Bapak/Ibu/Sdr/i seDhamma yang berbahagia untuk menghadiri peringatan ke 42 Vassa pengabdian Yang Mulia Bhante Jinadhammo Mahathera, di Indonesia Theravada Buddhist Centre (ITBC), Jl.Cemara boulevard Utara No.1 , Telp : 061-91692269, Komplek Cemara Asri - Medan Sumatera-Utara, INDONESIA.
pada Hari: SABTU, Tanggal: 5 NOVEMBER 2011, Pukul: 17.00 WIB- Selesai
Terima kasih atas perhatiannya Anumodana.. Informasi Lebih lanjut Dapat menghubungi : 0811.612.926 Bp Edy (Ketua Panitia)

Grand Launching Buku "Kebijaksanaan Kuno untuk Masyarakat Modern"


Medan, (Analisa). Indonesia Vidya Carita (IVC) merupakan suatu tim yang terbentuk dari sebuah ide untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan buku-buku Dhamma dan buku pengetahuan sehingga dapat mempermudah bagi umat Buddha yang ingin melakukan pelimpahan jasa (kebajikan).
Saat ini IVC telah menerbitkan beberapa buku antara lain Nasihat untuk Rahula, Kisah-kisah Jataka tentang Pahala, Agganna Sutta dan Wanita-wanita Agung Murid Sang Buddha. Kali ini, IVC akan meluncurkan buku "Kebijaksanaan Kuno untuk Masyarakat Modern" & Talk Show yang akan diselenggarakan, Minggu (23/10) di Medan.

Ketua Panitia, Bety, S.H. menyampaikan, "Pada acara peluncuran perdana ini, panitia mengundang Pembimas Agama Buddha, Sangha dari Tradisi Theravada, Mahayana dan Tantrayana, tokoh agama Buddha, Romo/Ramani Pandita, Dosen/Guru Agama Buddha dan para umat Buddha yang berbahagia untuk bersama-sama mengikuti acara ini . Semoga acara ini dapat mempererat tali persahabatan sesama umat dari berbagai tradisi dan bermanfaat bagi kehidupan kita sehari-hari".

Acara kesenian

Panitia pelaksana kegiatan akan mengadakan serangkaian acara kesenian oleh Persaudaraan muda-mudi Vihara Dharma Wijaya, Dragon Sister & Jaya Manggala Group dan membuka stan buku dan aksesoris Buddhis. Sebagai puncak acara akan diadakan acara Talk Show bersama Phurbu Tashi Rinpoche (dari Amerika) dan Y.M. Bhikkhu Khemanando (Ketua Indonesia Theravada Buddhist Centre) dengan moderator Handaka Vijjananda (Ehipassiko Foundation, Jakarta), katanya.

Lama Phurbu Tashi Rinpoche dilahirkan di Tibet pada tahun 1973, Beliau dikenal sebagai seorang "tulku" atau Lama inkarnasi dari Wihara Bo Gangkar. Lama menerima pendidikan monastik awal di Wihara Gangkar dan Beliau kemudian melanjutkannya di sekolah Wihara Palpung selama dua tahun. Biksu yang menjalankan praktik meditasi ini belajar dari beberapa guru di India, Sikkim dan Nepal.

Lama pada akhirnya menerima pendidikan di Institut Nalanda di India dan mendapat kesuksesan yang gemilang sebagai seorang pelajar Buddhis. Dengan pengabdian yang telah diperbaharui, Lama menjalankan retret tradisional selama tiga tahun, tiga bulan dan tiga hari di bawah bimbingan Y.A. Bokar Rinpoche.

Setelah menyelesaikan retretnya, Beliau menjadi guru retret selama tiga tahun. Beliau menulis sebuah buku mengenai vegetarianisme, yang direkomendasikan oleh Y.A. Dalai Lama dan Y.A. Karmapa Orgyen Trinle Dorje dengan menegaskan pentingnya pesan yang disampaikan oleh penulis. Lama kemudian hijrah ke Amerika Serikat dan kini menetap serta mengajar di Annapolis, Maryland.

Untuk memperoleh undangan dan informasi lebih lanjut mengenai acara peluncuran tersebut ataupun mengenai kiprah IVC, Anda dapat langsung mendatangi sekretariat IVC di Komplek Multatuli Indah Blok C no.18, Medan.(Bety SH 0811652026). (rel/ir)
sumber : analisadaily.com

Saturday, 8 October 2011

Tips Sabar Dan Mengendalikan Kemarahan- Ajahn Brahm



Tips Sabar Dan Mengendalikan Kemarahan


Dari sebuah tulisan Ajahn Brahm, dikatakan bahwa: Semakin sering kita melampiaskan nafsu dan amarah, semakin besar kecenderungan batin untuk mengulanginya.

Begitupula, semakin sering kita melatih atau mengembangkan sati (perhatian murni/ kewaspadaan), cinta kasih, kesabaran, pengendalian diri, konsentrasi, usaha benar, perbuatan baik melalui pikiran, ucapan dan jasmani, dan semua kualitas batin yan baik lainnya; maka semakin besar pula kecenderungan batin untuk mengulanginya tanpa disengaja alias alami. Tampaknya, akumulasi kebiasaan bisa membentuk karakter dan karakter menentukan kebahagiaan dan masa depan.

Ada beberapa tips untuk mengendalikan kemarahan:


1. Bangun KOMUNIKASI bukan kemarahan.
Tegas tapi bukan kebencian. Berorientasi pada tujuan (goal oriented) dengan cara yang bijak, taktis dan cerdik.
Contoh: Saat menghadapi kriminal/ penjahat yang mengancam keselamatan dan tidak bisa diajak kompromi, kita boleh membentaknya untuk menakuti atau menghalau mereka, tanpa kebencian. Kalau terpaksa "melumpuhkannya", hanya sekedar "melumpuhkannya" tanpa kebencian atau niat jahat.


2. Kembangkan SATI (perhatian/kewaspadaan), perenungan Dhamma, atau WELAS ASIH setiap saat.
Mengembangkan SATI, melaksanakan Vipassana Bhavana, penuh kesadaran terhadap gerak-gerik jasmani dan batin (perasaan & pikiran) yang timbul lenyap dan berubah-ubah seenaknya, tidak memuaskan, tidak bisa diandalkan, bukan diri, bukan kita, bukan milik kita; semata fenomena dengan sifat, prilaku dan kondisi penunjangnya sendiri yang khas dan alami (anicca, dukkha, anatta).

3. MEMAKLUMI
bahwa kita dan para makhluk pada umumnya masih diliputi kegelapan batin AVIJJA dlm bentuk LOBHA (keserakahan, kehausan), DOSA (kebencian) dan MOHA (ketidaktahuan, kelengahan). Juga dengan mengingat bahwa sesungguhnya semua makhluk diliputi penderitaan, anicca, dukkha dan anatta; diharapkan kita bisa menumbuhkan welas asih, rasa MAHA MAKLUM dan pengampunan atas "keanehan, ke-tidakmasukakal-an" yang ada pada mereka.

4. Mengingat BUDI BAIK atau kebaikan-kebaikan yang pernah dilakukan orang yang sedang membuat kita marah.

5. Mengingat AKIBAT BURUK dari kemarahan, baik pada diri sendiri, orang yg kita cintai, bahkan juga musuh kita. (Akibat buruk di masa sekarang maupun yang menanti di masa depan)

6. YONISO MANASIKARA
mengarahkan pikiran pada hal-hal yang bermanfaat dan positif, tidak memberi perhatian atau mengingat hal-hal yang menimbulkan kemarahan, merenungkan Tilakkhana, Berkah Utama dan 8 Kondisi Duniawi (Note: Sabar dan memiliki batin yang tak mudah tergoncangkan oleh suka duka, untung rugi, dipuji dicela, terkenal tak terkenal termasuk berkah utama)

7. Diam/berkata dg intonasi yang lembut, dan memancarkan metta karuna, dapat meredakan kemarahan seseorang.
Setidaknya bertahan untuk diam, menunda mengambil keputusan yang "gegabah" saat sedang marah, membuat kita tidak menyesal kemudian.

8. Merenungkan sifat mulia Buddha, Dhamma, Sangha seperti kebijaksanaan sempurna, welas asih, kesabaran dan pengampunan tanpa batas, kebajikan dan kelurusan atau kemurnian tanpa cela, dsb.




9. Merenungkan bahwa diri sendiri dan setiap makhluk adalah pewaris karmanya masing-masing.
Laksana orang yang baru sembuh dari penyakit menahun atau yang baru terbebas dari hutang setelah sekian lama, kemudian dia bersorak, bersyukur, merasa gembira, lega, bersemangat untuk melakukan hal-hal bermanfaat yang selama ini ingin ia kerjakan, bersemangat untuk memulai kembali segalanya dengan cara yg lebih cerdik, bijak, dan waspada; begitulah hendaknya kita bersikap saat menghadapi akibat karma buruk yang tengah berbuah*.

10. Merenungkan bahwa setiap makhluk suatu hari pasti akan mati.

11. Bergaul dengan para bijaksana, gemar belajar dan mencintai Dhamma.

12. Melatih ANAPANASATI (untuk melatih kekuatan kewaspadaan/ sati dan konsentrasi/ samadhi) dan/ atau metta bhavana.
Dalam Kayagatasati Sutta dikatakan bahwa melakukan perenungan terhadap badan jasmani (termasuk bermeditasi ANAPANASATI) bila dikembangkan akan menghasilkan banyak buah, diantaranya mampu sabar menahan kata-kata kasar.


Seandainya suatu hari kita terlanjur marah, jangan kecil hati dan jangan gelisah karena itu. Karena yang pasti kita sudah lebih baik dari hari-hari kemarin. Berbahagialah. Yang penting minta maaf dan bertekad tidak mengulangi perbuatan tersebut, serta hendaknya kita tetap mempertahankan ketenangan batin & konsentrasi, serta mengembangkan WELAS ASIH untuk tetap... MAJU TERUS... memanfaatkan setiap momen dengan mengasihi, berbagi, berkarya dan berlatih.

Nanti saya bahagia oleh Ajahn Brahm


Nanti saya bahagia oleh Ajahn Brahm

Ketika saya masih berumur 14 tahun, saya belajar untuk menghadapi ujian 0-level di sebuah sekolah tinggi di London. Orang tua dan guru-guru saya menasehati saya agar berhenti bermain sepakbola pada sore hari dan akhir pekan,
dan mengerjakan PR saja di rumah. Mereka menerangkan betapa penting-nya ujian 0-level tersebut dan jika saya lulus, Nanti saya akan bahagia.

Saya mengikuti nasihat mereka dan lulus dengan baik sekali. Tetapi itu tidak membuat saya bahagia sekali, Karena keberhasilan saya berarti bahwa saya harus belajar lebih keras lagi, selama 2 tahun lagi untuk mempersiapkan ujian A-level.

Orang tua dan guru-guru menasehati saya agar berhenti berkeluyuran pada sore hari dan akhir pekan,kalau dulu di minta berhenti mengejar-ngejar bola, sekarang diminta untuk berhenti mengejar-ngejar cewek. Di rumah saja.

mereka berkata Betapa penting nya ujian A-level dan kalau saya lulus nanti, maka saya akan bahagia.

Sekali lagi saya mengikuti nasihat mereka dan berhasil baik. dan sekali lagi tidak membuat saya benar-benar bahagia, karena Sekarang saya harus belajar dengan keras selama 3 tahun lagi jauh lebih keras dari sebelumnya untuk gelar universitas.

Ibu dan para guru ( saat itu ayah sudah meninggal ) menasehati saya agar menjauhi bar dan pesta kampus, melainkan belajar saja dengan tekun, Mereka berkata betapa penting nya gelar sarjana dan jika saya berhasil maka ,nanti saya akan bahagia.


Sampai di titik itu, saya mulai curiga.


Saya melihat beberapa teman yang lebih senior, Yang telah belajar dengan tekun dan meraih gelar sarjana. Sekarang mereka bahkan bekerja lebih keras lagi untuk pekerjaan pertama mereka.
Mereka bekerja demikian keras untuk menabung sejumlah uang untuk membeli mobil. Mereka berkata "Saat tabungan saya cukup untuk membeli sebuah mobil, Nanti saya akan bahagia."

Ketika mereka sudah punya cukup dana dan telah membeli mobil pertama-nya, Mereka masih saja tidak bahagia. Sekarang mereka bekerja lebih keras untuk membeli sesuatu yang lain. dan setelah itu mereka akan bahagia. Atau mereka berjuan gigih dalam gelora percintaan, mencari teman hidup.
mereka berkata kepada saya "Saat saya menikah dan sudah mapan, Nanti saya akan bahagia."

Begitu menikah, Mereka masih saja tidak bahagia. Mereka harus bekerja lebih keras lagi, bahkan mencari kerja sampingan untuk menabung cukup banyak untuk uang muka sebuah rumah kecil.
Mereka berkata "Saat, kami sudah punya rumah sendiri, Nanti kami akan bahagia."

Sayang-nya membayar cicilan bulanan untuk rumah kredit berarti mereka masih tidak bahagia. Lebih-lebih mereka akan membangun sebuah keluarga. Mereka akan mempunyai anak-anak yang menyedot simpanan mereka. Dan mereka melipatgandakan kekhawatiran mereka. Seakrang mungkin perlu 20 tahun lagi untuk mencapai apa yang mereka inginkan, lalu mereka berkata
"ketika anak-anak sudah besar, Keluar dari rumah dan mandiri. Nanti kami akan bahagia."

Saat anak-anak sudah keluar dari rumah, kebanyakan orang tua sudah memasuki masa-masa pensiun, lalu mereka terus menunda kebahagiaan mereka, bekerja keras untuk tabungan hari tua, mereka berkata "ketika saya sudah pensiun, nanti saya akan bahagia"

Bahkan sebelum mereka pensiun, dan tentunya juga setelahnya mereka mulai menjadi religius dan pergi ke tempat ibadah.

Pernahkah anda perhatikan berapa banyak orang tua memenuhi bangku-bangku ditempat ibadah?....

saya bertanya kepada mereka, Mengapa mereka sekarang pergi ke Tempat ibadah.
Mereka berkata "karena saat saya mati, Nanti saya akan bahagia. "

Bagi mereka yang percaya bahwa "Saat saya mendapatkan ini, Nanti saya akan bahagia.".. kebahagiaan mereka hanyalah menjadi impian masa depan.
Seperti halnya kaki pelangi yang terlihat satu atau dua langkah di depan, namun selamanya tidak bisa digapai.

Didalam hidup atau bahkan setelah hidup. Mereka tidak akan pernah mewujudkan kebahagiaan.

Yang Sudah Selesai, Ya Sudah Selesai Oleh Ajahn Brahm



Yang Sudah Selesai, Ya Sudah Selesai
Oleh Ajahn Brahm


Musim hujan di Thailand berlangsung dari bulan Juli – Oktober. Selama periode tersebut, para Bhiksu berhenti bepergian, menghentikan semua pekerjaan proyek, dan mencurahkan diri sepenuhnya untuk belajar dan bermeditasi. Periode tersebut disebut “wassa” atau penyunyian musim hujan”.

Beberapa tahun yang lalu di Thailand selatan, seorang kepala wihara terkenal membangun sebuah aula baru di wihara hutannya. Saat wassa tiba, dia menghentikan seluruh pekerjaan proyek dan memulangkan tukang-tukangnya. Ini adalah saat untuk hening di wiharanya.

Beberapa hari berikutnya seorang pengunjung datang, menyaksikan bangunan setengah jadi, dia bertanya kepada kelapa wihara, kapan aulanya akan selesai. Tanpa ragu-ragu, sang Bhiksu berkata, “Aulanya sudah jadi.”

“Apa maksud Anda dengan ‘aulanya sudah jadi’?” tanya balik si pengunjung. “itu belum ada atapnya, tak ada pintu atau jendela, banyak potongan kayu dan kantong semen berserakan. Apakah Anda akan membiarkannya begitu saja? Apa yang Anda maksud ‘aulanya sudah jadi’?”

Kepala wihara tersenyum dan menjawab lirih, “yang sudah selesai ya sudah selesai,” dan diapun beranjak pergi untuk bermeditasi.

Itulah satu-satunya cara untuk melaksanakan penyunyian atau rehat. Jika tidak demikian, pekerjaan kita tak akan pernah selesai.

Sumber :
Buku Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya
108 Cerita Pembuka Pintu Hati
Oleh Ajahn Brahm
Hal. 11

Taman Kuil Oleh Ajahn Brahm



Taman Kuil
Oleh Ajahn Brahm


Kuil-kuil Buddhis di Jepang terkenal akan taman-tamannya.
Beberapa tahun yang lampau, terdapatlah sebuah kuil
yang membanggakan tamannya sebagai taman tercantik, diantara semuanya.
Para pelancong berdatangan dari pelbagai penjuru negeri
hanya untuk mengagumi penataannya yang elok,
yang begitu indah dalam kesederhanaannya.

Suatu ketika, seorang biksu tua datang berkunjung.
Dia tiba pagi-pagi sekali, persis setelah fajar.
Dia ingin menyelidiki mengapa taman itu dianggap sebagai
yang paling mengilhami;
jadi dia menyembunyikan dirinya di balik semak yang besar,
dengan sudut pandang yang bagus ke arah taman.


Dia melihat seorang biksu muda muncul dari kuil dengan
membawa dua keranjang anyaman untuk berkebun.
Selama tiga jam, dia memerhatikan biksu muda itu,
yang dengan hati-hati memungut setiap daun
dan ranting yang berjatuhan
dan pohon persik yang tersebar di tengah-tengah taman.

Setiap kali memungut daun dan ranting,
si biksu muda menaruhnya di atas tangannya yang lembut,
memeriksanya dan mempertimbangkan,
dan jika dia menyukai daun dan ranting itu,
dia akan meletakkannya ke dalam salah satu keranjang.
Jika dia merasa daun atau ranting itu tidak berguna baginya,
dia akan membuangnya ke dalam keranjang kedua, keranjang sampah.

Setelah mengumpulkan dan mencermati setiap daun dan ranting,
dia mengosongkan keranjang sampah diatas gundukan di belakang kuil,
dia berhenti sejenak untuk minum teh
dan menata pikiran untuk tahap penting berikutnya.

Si biksu muda melewatkan waktu tiga jam lagi,
dengan penuh perhatian, dengan hati-hati, dengan penuh keterampilan,
menaruh setiap daun dan ranting pada tempat yang semestinya di taman itu.

Jika dia merasa tidak puas dengan posisi sebuah ranting,
dia akan menggeser atau memindahkannya sedikit,
dan sembari tersenyum puas,
dia akan berpindah ke daun berikutnya,
memilih bentuk dan warna yang tepat untuk ditaruh di taman.

Perhatiannya terhadap hal-hal rinci sungguh tak tertandingi.
Penguasaannya atas seni menyusun bentuk dan warna sangat luar biasa.
Pemahamannya akan keindahan alaam begitu tinggi.
Saat dia menyelesaikan pekerjaannya, taman itu terlihat apik sekali.

Kemudian sang biksu tua melangkah masuk ke dalam taman.
Dari balik senyum gigi ompongnya, dia memberi ucapan selamat
kepada si biksu muda.

“Pekerjaan bagus! Pekerjaan sangat bagus, Yang Mulia!
Saya telah mengintip Anda sepanjang pagi.
Ketekunan Anda layak dipuji setinggi langit.
Dan taman Anda…Yah!
Taman Anda nyaris sempurna…”

Wajah biksu muda itu berubah pucat.
Tubuhnya jadi kaku serasa disengat kalajengking.
Senyum kepuasannya tergelincir dari wajahnya
dan jatuh terguling ke jurang besar kehampaan.
Di Jepang, Anda tak akan pernah bisa yakin dengan seringai
seorang biksu tua.

“Ma…mak…maksud Anda apa?” dia tergagap ketakutan.
“Ap… apa yang Anda maksud ‘nyaris sempurna’?
dan dia menjatuhkan diri di kaki si biksu tua.

“Oh,Tuan! Oh,Guru! Kasihanilah saya.
Anda pasti telah dikirim oleh Buddha
untuk menunjukkan kepada saya bagaimana membuat
taman saya benar-benar sempurna.
Ajarkan saya, oh, Sang Bijak! Tunjukkanlah jalannya!”

“Anda benar-benar ingin saya menunjukkannya?”
tanya sang biksu tua dengan mimik purbanya yang mengerut usil.

“Oh,ya. Mohon. Tolong, Guru!”

Lalu sang biksu tua melangkah ke tengah-tengah taman.
Dia merangkulkan lengan-lengannya yang tua namun masih kuat itu
ke batang pohon persik yang rimbun.

Lantas, diiringi dengan gelak membahana seorang suci,
dia mengguncang-guncangkan pohon yang malang itu!
Dedaunan, ranting dan kulit pohon berserakan dimana-mana,
dan masih saja biksu tua itu mengguncang-guncangkan pohon itu.
Ketika tak ada lagi dedaunan yang jatuh, barulah dia berhenti.

Si biksu muda terperanjat.
Taman menjadi kacau balau. Kerja kerasnya sepagian jadi sia-sia belaka.
Rasanya dia ingin membunuh biksu tua itu,
namun sang biksu tua hanya melihat sekeliling untuk mengagumi hasil karyanya.

Lalu, dengan sebuah senyum yang meluruhkan amarah,
dia berkata lembut kepada si biksu muda,

“Sekarang taman Anda barulah benar-benar sempurna.”

Sumber :
Buku Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya
108 Cerita Pembuka Pintu Hati
Oleh Ajahn Brahm
Hal. 8 – 10

Gundukan Pupuk Kandang



Gundukan Pupuk Kandang


Hal-hal tidak menyenangkan, seperti duduk di peringkat terbawah di kelas kita, terjadi dalam kehidupan. Hal-hal itu dapat terjadi pada setiap orang. Perbedaan antara orang yang bahagia dan tertekan hanyalah pada bagaimana mereka bereaksi terhadap kemalangan.

Bayangkan anda baru saja mengalami suatu sore yang indah di pantai bersama seorang teman. Ketika anda kembali ke rumah, anda mendapati gundukan pupuk kandang tepat di depan pintu rumah anda. Ada 3 hal untuk diketahui sehubungan dengan gundukan pupuk kandang ini :

1. Anda tidak memesannya. Ini bukan kesalahan anda.
2. Anda merasa habis akal.Tak ada yang melihat siapa yg menimbunnya di situ, jadi anda tak dapat menelpon pelakunya utk menyingkirikannya.
3. Pupuk itu kotor dan semerbak memenuhi seluruh rumah anda. Sungguh tak tertahankan.

Pada perumpamaan ini, gundukan pupuk kandang di depan rumah anda melambangkan pengalaman2 traumatik yg menimpa kita dalam kehidupan. Seperti halnya dg gundukan pupuk kandang itu, ada 3 hal untuk diketahui sehubungan dengan tragedi dalam kehidupan kita.

1. Kita tak memesannya. Kita berkata : “Kenapa saya ?”
2. Kita merasa habis akal. Tak seorangpun, sekalipun teman terbaik kita dapat menyingkirikannya (meski mereka mencoba)
3. Tragedi itu sangat menyakitkan menghancurkan kebahagiaan kita, dan rasa sakit yang ditimbulkannya menghantui sepanjang hidup kita. Sungguh tak tertahankan.

Ada 2 cara merespon timpaan gundukan pupuk kandang itu. Cara pertama adalah membawa kotoran itu ke mana-mana bersama kita. Kita taruh segenggam di saku kita, sebagian di tas kita dan sebagian lai di baju kita. Kita bahkan juga menaruhnya di celana panjang kita. Kita dapati, ketika kita membawa kotoran itu ke mana-mana, kita kehilangan teman! Bahkan teman2 terbaik pun tampaknya tak begitu senang lagi dekat2 dg kita.

Membawa kotoran ke mana2 adalah perumpamaan untuk keadaan tenggelam dalam depresi, hal-hal negatif, atau amarah. Itu adalah sebuah respon terhadap kemalangan yang lumrah dan dapat dimaklumi. Tetapi kita kehilangan banyak teman, karena lumrah dan dapat dimaklumi pula jika teman2 kita tidak suka berada di samping kita yang selalu merasa depresi. Lagipula, dg cara ini gundukan kotoran itu sendiri tak menjadi berkurang, tapi baunya malah bertambah busuk.

Untunglah, ada cara kedua. Ketika kita tertimpa gundukan pupuk kandang, kita menghela napas, dan setelah itu mulai bekerja. Ambil gerobak dorong, garu dan sekop. Kita garu kotoran itu ke gerobak dorong, membawanya ke belakang rumah dan menguburnya di kebun kita. Memang ini sulit dan melelahkan, tetapi kita tahu tak ada pilihan lain. Kadang kita hanya mampu mengatasi separuh gerobag saja dalam sehari, namun kita melakukan sesuatu yang menyelesaikan masalah, daripada hanya mengeluh saja dan terbenam dalam depresi. Dari hari ke hari, kita menggaru dan mengubur kotoran itu. Dari hari ke hari gundukannya menjadi semakin berurang. Kadang diperlukan waktu beberapa tahun, namun pagi yang cerah tiba juga ketika gundukan kotoran di depan rumah kita tak berbekas lagi. Selanjutnya, sebuah keajaiban terjadi di belakang rumah kita. Bunga-bunga di kebun kita bermekaran dg warna-warni memenuhi setiap sudut. Keharuman menyebar sampai ke jalan, sehingga para tetangga bahkan orang lewat pun tersenyum bahagia karenanya. Lalu pohon buah yang tumbuh di sudut tanaman hampir rubuh karena begitu tergelayuti oleh buah-buahnya. Dan buahnya sungguh manis. Anda tak dapat membeli buah seperti itu. Ada begitu banyak buah, bahkan orang2 yg lewat pun dapat ikut menikmati sedapnya rasa buah ajaib itu.

“Mengubur kotoran” adalah perumpamaan untuk menyambut datangnya tragedi sebagai penyubur bagi kehidupan kita. Itu pekerjaan yang harus kita lakukan sendiri, tak ada yang dapat membantu kita. Namun dg menguburnya di taman hati kita, dari hari ke hari, gundukan rasa sakit itu semakin berkurang. Bisa saja itu membutuhkan beberapa tahun, namun pagi yg cerah akan tiba tatkala kita melihat tak ada lagi rasa sakit di dalam hidup kita dan di dalam hati kita, sebuah keajaiban telah terjadi. Bunga2 kebajikan bermekaran memenuhi seluruh tempat, dan harumnya cinta menyebar sampai jauh, ke para tetangga kita, teman kita, dan bahkan sampai juga ke orang2 yang tidak kita kenal. Lalu pohon kebijaksanaan yang tumbuh di sudut taman hati kita menjadi tergelayut karena saratnya buah pencerahan akan hakikat kehidupan. Kita dapat membagi-bagikan buah2 yg enak itu dengan gratis, bahkan kepada orang2 yg tdk kita kenal, tanpa sengaja merencanakannya.

Ketika kita telah mengenal rasa sakit yang tragis, pelajarilah pelajaran yang diberikannya, dan tumbuhkan taman kita, lalu kita dapat merangkulkan lengan kita dalam tragedi yang dalam dan berkata dg lembut, “ Aku tahu”. Mereka akan tahu bahwa kita telah paham. Belas kasih dimulai. Kita tunjukkan pada mereka gerobak dorong, garu, sekop dan dorongan semangat tanpa batas. Jika kita belum dapat menumbuh kembangkan taman kita sendiri, semua ini tak dapat kita lakukan.

Saya mengenal banyak bikkhu yg piawai dalam bermeditasi, yg penuh kedamaian, tenang dan tenteram dalam menghadapi kemalangan. Tetap hanya sedikit yg menjadi guru hebat. Saya sering heran mengapa bisa begitu.

Sekarang menjadi jelas bagi saya bahwa bikkhu2 yg relatif tidak banyak kemalangan, yg mempunyai sedikit kotoran utk dikuburkan, adalah mereka yg tidak menjadi guru2 hebat. Adalah bikkhu2 yg mengalami kesukaran yg besar,dg diam menguburkannya, dan datang dg taman yg subur, adalah mereka yang menjadi guru2 hebat. Mereka semua memiliki kebijaksanaan, ketenangan, dan belas kasih; tetapi hanya mereka yg memiliki kotoran lebih banyaklah yg dpt membagikannya kepada dunia. Guru saya, Ajahn Chan, yg bagi saya pribadi adalah menara dari semua guru, pasti memiliki armada truk pengangkut pupuk kandang yg berjejer di depan pintu rumahnya, pada masa2 awal kehidupannya.

Barangkali moral dari cerita ini adalah, jika anda ingin melayani dunia, jika anda ingin mengikuti jalan belas kasih, maka bila suatu ketika tragedi terjadi dalam hidup anda, anda dapat berkata, “Cihui ! Aku dapat banyak pupuk untuk taman saya”.

sumber: tamandharma

Thursday, 6 October 2011

Renungan Buddhis


Dimana ada kemurahan hati dan kebijaksanaan ,
disana tidak ada ketakutan atau ketidak tahuan .

Dimana ada kesabaran dan kerendahan hati ,
disana tak ada kemarahan atau kejengkelan

Dimana ada kemiskinan dan suka cita ,
disana tidak ada ketamakan atau keinginan berlebihan untuk menjadi kaya atau kemalangan

Dimana ada perenungan ,
disana tidak ada kegelisahan atau keraguan


Sadar Akan hidup

Bahwa Hidup adalah Materi dan Non Materi (Batin)

Jika Hidup hanya mencari Materi Semata Sebenarnya belum hidup dengan sadar

Maka banyak orang tahu dirinya Hidup tetapi tidak tahu Tujuan Hidup

Hidup di dunia dan berlatih meditasi,
Bagi orang lain, anda akan terlihat seperti gong yang tidak dipukul dan tidak menghasilkan bunyi.
Mereka akan menganggap anda tidak berguna,
Tetapi sesungguhnya, kebalikannyalah yang benar.

Kebenaran adalah tersembunyi di dalam ketidak-benaran,
Kekekalan adalah tersembunyi di dalam ketidak-kekalan.


Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.
Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

Tidak iri maupun serakah, tanpa menjadi budak hawa nafsu dan tidak terseret dalam segala situasi, itulah cara hidup mulia.
Being neither jealous nor greedy, being without desires, and remaining the same under all circumstances, this is nobility.

“jangan menangisi masa lalu, jangan mengimpikan masa depan, konsentrasikan pikiran di masa sekarang.”
Buddha

Rahasia kesehatan, baik bagi jiwa maupun raga, bukanlah dengan menangisi masa lalu, bukan dengan mengkhawatirkan masa depan, bukan pula dengan menghindari masalah, tetapi jalani hidup dengan bijaksana dan bersungguh-sungguh.

The secret of health for both mind and body is not to mourn for the past, not to worry about the future, not to anticipate troubles, but to live in the present moment wisely and earnestly.


sumber diambil dari : tamandharma.com

Kasmaran


Kasmaran

Written by/Disadur dari buku : Membuka Pintu Hati - AJAHN BRAM

Saat kita sedang mabuk cinta, kita hanya melihat "bata bagus" di tembok pasangan kita. Itulah yang ingin kita lihat, jadi itulah yang kita lihat. Kita ini suka menyangkal. Pada kemudian hari, ketika kita menghadap pengacara untuk mengurus perceraian, kita hanya melihat "bata jelek" di tembok pasangan kita. Kita terbutakan oleh sifat-sifat yang tidak kita sukai. Kita tidak ingin melihat itu, jadi kita tidak melihatnya. Lagi-lagi kita menyangkal.

Apa sebabnya kasmaran dapat terjadi di keremangan cahaya klab malam, atau di keintiman makan malam dengan cahaya lilin, atau pada suatu malam di bawah sinar rembulan? Itu karena, pada situasi-situasi tersebut, Anda tak dapat melihat jelas jerawatnya, atau gigi palsunya. Dan di bawah remang cahaya, khayalan kita terbang bebas mengkhayalkan wanita di hadapan Anda sebagai supermodel, atau pria itu kelihatannya seperti bintang film. Kita ini menyukai fantasi, dan kita berfantasi dalam bercinta. Setidaknya kita jadi tahu apa yang kita lakukan.

Para bhikkhu tidak ada dalam percintaan bercahaya lilin, tetapi mereka menyalakan cahaya realita. Jika Anda ingin bermimpi, jangan mengunjungi vihara. Pada tahun pertama saya sebagai bhikkhu di Thailand timur laut, saya bepergian dengan mobil, duduk di belakang bersama seorang samanera (bakal bhikkhu) dan seorang bhikkhu Barat, beserta Ajahn Chah, guru saya, yang duduk di samping sopir. Ajahn Chah tiba-tiba menoleh ke belakang, memandang ke samanera Amerika yang duduk di sebelah saya, lalu mengatakan sesuatu dalam bahasa Thai. Si bhikkhu ketiga yang fasih berbahasa Thai lantas menerjemahkan perkataan Ajahn Chah, "Ajahn Chah bilang bahwa kamu sedang memikirkan pacarmu di L.A. sana."

Rahang si samanera muda seolah copot ke lantai mobil saking kagetnya. Ajahn Chah telah membaca pikirannya dengan akurat. Ajahn Chah tersenyum, dan kata-kata berikutnya diterjemahkan sebagai, "Jangan khawatir. Kita bisa mengatasi itu. Lain kali kalau kamu menulis surat kepada si dia, mintalah dia mengirimkan sesuatu yang pribadi buatmu, sesuatu yang paling erat berkaitan dengannya, yang bisa kamu bawa-bawa ketika kamu rindu kepadanya, untuk mengingatkan kamu akan dirinya."

"Apa itu boleh bagi seorang bhikkhu?" tanya sang samanera dengan terkejut.

"Tentu saja," kata Ajahn Chah.

Barangkali para bhikkhu memahami soal percintaan setelah ini.

Apa yang dikatakan oleh Ajahn Chah berikutnya memerlukan waktu yang lama untuk diterjemahkan, sebab si penerjemah harus menghentikan tawa dan menenangkan dirinya dulu.

"Ajahn Chah bilang..." si penerjemah berjuang menahan tawa untuk mengeluarkan kata-kata berikut, sembari menghapus air mata geli dari matanya. "Ajahn Chah bilang kamu harus minta si dia untuk mengirimkan sebotol tahinya. Lalu kapan pun kamu merasa kangen dengannya, kamu bisa mengambil dan membuka botol itu!"

Ya, itu kan sesuatu yang pribadi. Dan saat kita mengungkapkan cinta kepada pasangan kita, bukankah kita sering mengatakan bahwa kita mencintai segala sesuatu dari dirinya? Nasihat yang sama juga berlaku bagi seorang biarawati yang kangen pada cowoknya.

Sudah saya katakan, jika Anda menginginkan fantasi asmara, minggat saja dari vihara kami.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More