Sunday 20 May 2012

Kehausan Hingga Meninggal

Kehausan Hingga Meninggal


Seperti seseorang yang sangat kehausan karena menempuh perjalanan yang sangat jauh. Dia meminta air, tetapi orang yang memiliki air berkata kepadanya, “Boleh saja jika kamu ingin minum air ini. Airnya jernih, baunya tercium bagus, rasanya juga enak, tetapi air ini beracun, saya ingin kamu tahu itu. Air ini bisa meracunimu hingga mati atau memberimu rasa sakit seperti mati.” Tetapi laki-laki yang haus tersebut tidak akan mendengar karena dia sangat kehausan.

Atau seperti seseorang setelah menjalani pembedahan. Dia diberitahu oleh dokter untuk tidak meminum air, tetapi dia meminta air untuk diminum. Seseorang yang haus akan hawa nafsu adalah seperti ini: haus akan pemandangan, haus akan suara, bebauan, atau rasa, yang kesemuanya beracun.

Sang Buddha memberitahukan kepada kita bahwa pandangan, suara, bebauan, sensasi sentuhan, dan buah-buah pikiran adalah beracun. Mereka merupakan perangkap. Tetapi kita tidak mendengarkan Beliau. Seperti laki-laki yang haus akan air yang tidak akan mendengarkan peringatan karena rasa hausnya terlalu besar: Tidak peduli berapa banyak masalah atau rasa sakit akan ia jalani, yang ia minta hanyalah air untuk diminum. Dia tidak peduli, jika setelah meminum air tersebut, dia akan meninggal atau menderita rasa sakit seperti kematian. Secepat ia memperoleh segelas air ditangannya, dia akan terus minum.

Seorang manusia yang haus akan hawa nafsu akan meminum pandangan, meminum suara, meminum bebauan, meminum rasa, meminum sensasi sentuhan, dan meminum buah-buah pikiran. Kesemua hal tersebut terlihat nikmat, jadi dia terus meminumnya. Dia tidak dapat berhenti. Dia akan meminum semuanya hingga dia mati –terjebak dalam perbuatan tersebut, tepat berada di tengah hawa nafsu.

108 Perumpamaan Dhamma

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More