Sunday 20 May 2012

Sebuah jarum Suntik

Sebuah jarum Suntik

...Inilah penderitaan. Penderitaan biasa adalah satu hal; penderitaan yang di atas dan melebihi biasanya adalah hal yang lain lagi. Rasa sakit biasa dari tubuh yang terbentuk ini adalah rasa sakit ketika kamu berdiri, sakit ketika kamu duduk, sakit ketika kamu berbaring: Semua hal ini adalah penderitaan yang normal, penderitaan biasa bagi tubuh yang terbentuk ini. Sang Buddha juga mengalami perasaan-perasaan seperti ini. Dia merasakan kesenangan yang seperti ini, rasa sakit yang seperti ini, tetapi dia telah menyadari bahwa itu semua adalah hal yang biasa. Semua kesenangan dan rasa sakit biasa ini bisa dibawanya ke dalam ketenangan karena dia telah memahaminya.

Beliau memahami penderitaan biasa: Hal ini adalah demikian adanya. Kesenangan dan penderitaan biasa tersebut tidaklah terlalu kuat. Sebagai gantinya, dia terus mengawasi penderitaan yang datang bertamu, penderitaan yang diatas dan melebihi biasanya.

Sama juga halnya ketika kita sakit dan pergi ke dokter untuk disuntik. Jarum suntik ditusukkan melalui kulit ke dalam daging kita. Akan terasa sakit sedikit, tetapi itu adalah hal yang biasa. Tidak ada yang perlu dibesar-besarkan. Ini yang harus terjadi pada semua orang. Penderitaan yang di atas dan melebihi penderitaan biasa adalah penderitaan upadana, atau kemelekatan. Hal ini seperti membasahi sebuah jarum suntik dengan racun dan menusukkannya ke dalam tubuh kita. Jarum tersebut tidak hanya menyakitimu dengan cara yang biasa: tidak sekedar penderitaan biasa. Melainkan jarum tersebut menyakiti hingga sanggup membunuhmu.

108 Perumpamaan Dhamma.

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More