Thursday 10 May 2012

Kualitas Pribadi yang Disukai


Happy Moment, Happy in Dhamma

Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhasa


Kualitas Pribadi Yang Disukai

Dalam Balapandita Sutta, Majjhima Nikaya, Sutta Pitaka, disebutkan ada tiga ciri orang yang berkepribadian baik yakni:
  • Succintitacinti, - lazim berpikir dalam hal-hal yang baik/bijak
  • Subhasitabhasi, - lazim berucap dalam hal-hal yang baik/bijak
  • dan Sukatakammakarikari, - lazim bertindak dalam hal-hal yang baik/bajik.

Berdasarkan Sutta tersebut, ciri-ciri orang yang mempunyai kepribadian baik dapatlah diklasifikasikan dalam tiga kelompok, yaitu: pikiran yang baik sebagai sifat orang yang baik ( pandita-lakkhana ), ucapan yang baik sebagai gambaran orang baik ( pandita-nimmita ), dan tindakan yang baik sebagai tanda orang yang mempunyai kepribadian yang baik ( pandita-padana ).

Pada dasarnya setiap orang mempunyai keinginan untuk membentuk kualitas diri yang baik, dan menjadi orang yang disukai banyak orang dalam artian bisa berinteraksi dan berkomunikasi baik dengan sesama. Hal ini sangat bermanfaat karena Dhamma selalu mengarah ke arah kita untuk membentuk kualitas baik batin maupun jasmani. Buddha selalu menganjurkan kita untuk selalu bertindak baik, menanam sesuatu yang baik dan tidak menganjurkan kita untuk berbuat jahat. Kualitas diri ini yang menjadi tujuan utama dalam membentuk manusia yang mempunyai toleransi terhadap sesama. Ada beberapa faktor yang menunjukkan kepribadian seseorang mempunyai kualitas diri yang baik, yaitu:

1.Ketulusan

ketulusan menempati pringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongin. Orang yang tulus selalu mengatakan kebenaran, tidak suka mangada-ada, pura-pura, mencari-cari alasan atau memutarbalikkan fakta. Prinsipnya "ya diatas ya dan tidak diatas tidak". Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi keluguan yang bisa merugikan diri sendiri.

2.Kerendahan Hati

berbeda dengan rendah diri yang merupakan kelemahan, kerendahan hati justru mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orangyang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa membuat orang yang di atas nya merasa oke dan membuat orang yang di bawahnya tidak merasa minder.

3. Kesetiaan

kesetian sudah menjadi barang langka & sangat tinggi harganya. Orang yang setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. dia selalu menepati janji, punya komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat. termasuk kesetiaan terhadap Ajaran Buddha.

4. Positive Thinking

Orang yang bersikap positif ( positive thinking ) selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun. Dia lebih sua membicarakan kabaikan daripada keburukan orang lain, lebih suka bicara mengenai harapan daripada keputusasaan, lebih suka mencari solusi daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dan sebagainya. Sebaliknya, ketika ada orang yang mengecam ia selalu berfikir positif dengan mengatakan; semoga mereka selalu berbahagia, ketika ada orang yang menuduhnya, ia akan selalu mengatakan; semoga mereka berbahagia. bersikap positif adalah symbol berkembangnya latihan yang kita lakuka.

5. Keceriaan

Ceria adalah kata hati yang indah sedang terungkap. Karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka keceriaan tidak harus diartikan ekpresi wajah dan tubuh tapi sakit hati. Orang yang ceria adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu berusaha meraih kegembiraan. Dia bisa menertawakan situasi, orang lain, juga dirinya sendiri. Dia punya potensi untuk menghibur dan mendorong semangat orang laiin.

6. Bertanggung jawab

Orang yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Ketika mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari kambing hitam untuk disalahkan. Bahkan kalau merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan menyalakan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang bertanggung jawab atas apapun yang di alami dan di rasakan ( kalyanam va papakam va tass dayada bhavassanti).

7. Percaya Diri

Rasa percaya diri mungkin seseorang menerima dirinya sebagai adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. orang yang percaya diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan melakukannya dengan baik.

8. Kebesaran jiwa

Kebesaran jiwa dapat dilihat dari kemampuan seseorang memanfaatkan orang lain. Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya di kuasai oleh rasa benci dan permusuhan. ketika menghadapi masa-masa sukar dia tetap tegar tidak membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.

9. Easy Going

Orang yang easy going mengangap hidup ini ringan. Dia tidak suka membesar-besarkan masalah kecil. bahkan berusaha mengecilkan masalah-masalah besar. Dia tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khwatir dengan masa depan. Dia tidak mau pusing dan stress dengan masalah-masalah yang berada di luar kontrol nya. Biarpun orang mengunjingkannya ia akan selalu melepas, dan tidak peduli dengan apa yang mereka lakukan karena ia tahu bahwa apa yang mereka gunjingkan adalah apa yang mereka tanam. maka mereka harus bertanggung jawab atas perbuatan-perbuatannya. Orang yang easy going akan selalu tidur dengan nyenyak, dapat menyelesaikan tugas-tuganya, melakukan aktivitas sebagaimana mestinya. Dan selalu membangkitkan orang-orang yang belum sadar dalam aktivitas positif demi menjunjung nilai-nilai positif didalam Dhamma.

10. Empati

Empati adalah sifat yang sangat mengagumkan. Orang yang berempati bukan saja pendengar yang baik tetapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika terjadi konflik dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya dirisendiri. Dia selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain. dan selalu tidak membiarkan orang lain berbuat jahat, orang yang berempati selalu mengajak teman-temannya untuk melakukan hal yang baik.

Kesimpulan

kualitas seseorang bukan karena materi yang dimiliki tetapi apa yang mereka kerjakan merupakan manifestasi dari pribadi yang baik. Buddha selalu menunjukkan jalan yang terbaik demi kualitas batin seseorang untuk merealisasi kebahagiaan yang hakiki. Kualitas pribadi kita adalah symbol dari kebahagiaan itu sendiri. Berdasarkan pribadinya, orang yang mempunyai kualitas baik tidak tidak kejahatan apapun yang dilakukannya; segala tidakan, ucapan dan perbuatannya selalu mengandung kebijaksanaan. Di dalam Dhammapada, misalnya; Buddha mengatakan;

"seandainya seseorang bertemu dengan orang bijak atau yang mempunyai kepribadian baik yang mau memberi nasihat, hal itu seperti menunjukkan harta karun, hendaklah ia bergaul dengan orang yang bijak itu. Pergaulan dengan orang semacam itu niscaya membawa kemajuan dan perkembangan, bukan kemerosotan atau keruntuhan.. Seperti halnya berkumpul dengan sanak keluarga sendiri, demikian pula pergaulan dengan orang yang mempunyai kepribadian baik, senantiasa membawa kebahagiaan."

Menekankan betapa besar manfaat yang dapat diraih melalui pergaulan dengan orang yang berkepribadian bai, dalam Ekanipata, Anguttara Nikaya, Buddha Gaotama bersabda: "Saya tidak melihat adanya satupun sebab luar yang dapat menimbulkan kemajuan sebesar penyamai pergaulan dengan orang yang berkepribadian baik."

Didalam Theragatha 405, Khuddaka Nikaya, Sutta Pitaka, Y.M Bhante Ananda Thera juga memaparkan bahwa pergaulan dengan orang yang berkepribadian baik, yang memiliki keyakinan, kesilaan dan kebijaksanaan, dan pengetahuan niscaya akan membawa kemajuan dan perkembangan yang besar.

Dalam sagatha Vagga 80, di nyatakan satu ungkapan dari seoorang Siladevaputta yang berbunyi: Hendaknya seseorang bersahabat akrab dengan orang yang bekpribadian baik. karena, dengan mengetahui kebenaran sejati yang yang dimilikinya seseorang akan terhindarkan dari segala macam penderitaan. Dengan ungkapan yang berlirik sama, sekelompok dewa satullpakayika menganjurkan: hendaknya seseorang bargaul dengan orang yang berkepribadian baik. Karena dengan mengetahui kebenaran yang dimilikinya, seseorang akan terhindar dari kejahatan, miliki kebajikan dan kebijaksanaan, terbatas dari kesusahan/kesedihan, senantiasa berseri-seri, terlahirkan di Alam Surga, dan dapat menikmati kebahagiaan sepanjang waktu.

diambil dari Buku Y.M Bhikkhu Khemanando-Terapi Hati Menurut Buddha Dharma (Heart Treatment) (2011).

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More