Seekor Katak yang tersangkut
Hewan-hewan tersangkut dalam jebakan dan perangkap mengalami penderitaan. Mereka terikat, terperangkap dengan kuat. Yang bisa mereka lakukan hanyalah menunggu si pemburu datang dan menangkap mereka. Seperti see kor burung yang terjebak dalam sebuah perangkap: Perangkap tersebut menjerat lehernya, dan sebesar apapun ia berjuang ia tidak dapat bebas.
Burung tersebut terus berjuang, memukul ke depan dan ke belakang, tetapi ia tetap terperangkap. Yang bisa ia lakukan hanyalah menunggu si pemburu. Ketika pemburu datang, itulah dia. Itu adalah Mara. Burung-burung takut kepadanya; semua hewan takut kepadanya karena mereka tidak dapat melarikan diri.
Perangkap kita adalah pandangan, suara, bebauan, rasa, sensasi sentuhan, dan buah-buah pikiran. Mereka mengikat kita dengan kuat. Ketika kita melekat pada pandangan, suara, bebauan, rasa, sensasi sentuhan, dan buah-buah pikiran, kita seperti seekor ikan yang tersangkut pada sebuah kail. Pada kenyataannya, kita jauh lebih buruk daripada seekor ikan yang tersangkut pada kail. Kita lebih seperti seekor katak yang tersangkut pada sebuah kail –karena ketika seekor katak menelan sebuah kail, maka kail tersebut akan masuk kedalam ususnya. Sedangkan ketika seekor ikan menelan sebuah kail, maka kail tersebut hanya akan masuk ke dalam mulutnya.
108 Perumpamaan Dhamma
Hewan-hewan tersangkut dalam jebakan dan perangkap mengalami penderitaan. Mereka terikat, terperangkap dengan kuat. Yang bisa mereka lakukan hanyalah menunggu si pemburu datang dan menangkap mereka. Seperti see kor burung yang terjebak dalam sebuah perangkap: Perangkap tersebut menjerat lehernya, dan sebesar apapun ia berjuang ia tidak dapat bebas.
Burung tersebut terus berjuang, memukul ke depan dan ke belakang, tetapi ia tetap terperangkap. Yang bisa ia lakukan hanyalah menunggu si pemburu. Ketika pemburu datang, itulah dia. Itu adalah Mara. Burung-burung takut kepadanya; semua hewan takut kepadanya karena mereka tidak dapat melarikan diri.
Perangkap kita adalah pandangan, suara, bebauan, rasa, sensasi sentuhan, dan buah-buah pikiran. Mereka mengikat kita dengan kuat. Ketika kita melekat pada pandangan, suara, bebauan, rasa, sensasi sentuhan, dan buah-buah pikiran, kita seperti seekor ikan yang tersangkut pada sebuah kail. Pada kenyataannya, kita jauh lebih buruk daripada seekor ikan yang tersangkut pada kail. Kita lebih seperti seekor katak yang tersangkut pada sebuah kail –karena ketika seekor katak menelan sebuah kail, maka kail tersebut akan masuk kedalam ususnya. Sedangkan ketika seekor ikan menelan sebuah kail, maka kail tersebut hanya akan masuk ke dalam mulutnya.
108 Perumpamaan Dhamma
0 comments:
Post a Comment